
Konsep Dasar Personal Hygiene
Konsep Dasar Personal Hygiene
Pertama kita akan membahas tentang personal hygiene terlebih dahulu, lalu akan mempelajari tentang konsep dasar personal hygiene dan asuhan keperawatan klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
Konsep Dasar Personal Hygiene
Saudara-saudara sekalian, agar anda dapat mencegah terjadinya masalah yang terjadi pada klien dengan Konsep Dasar Personal Hygiene yang tidak terpenuhi seperti kerusakan integritas kulit, gigi dan mukosa dan lain-lain. Klien tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis. Sedangkan gangguan fisik dan psikologis mengurangi keindahan penampilan dan reaksi emosional. Dengan demikian peran perawat sangat dibutuhkan dalam melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan Konsep Dasar Personal Hygiene terutama pada klien yang tidak mampu untuk memenuhi dan meningkatkan pengetahuannya.
Seseorang dalam kehidupan sehari- hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus terpenuhi karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikologis. Aktivitas pemenuhan kebersihan sangat dipengaruhi budaya, sosial-ekonomi, status kesehatan, pengetahuan dan lain-lain.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang mendapatkan perhatian. Hal ini bisa terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah yang tidak penting, padahal masalah kebersihan apabila dibiarkan dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Sehingga anda harus mempelajari dulu tentang konsep dasar personal hygiene dan memberikan asuhan keperawatan pada klien gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene untuk mencegah kerusakan membrane mukosa mulut, integritas kulit, rabut, mata, kuku dan kelamin.
Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut higiene perorangan. Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
Tujuan Personal Hygiene
Tujuan seseorang dalam melakukan perawatan personal hygiene meliputi:
- Meningkatkan derajat kesehatan.
- Rasa nyaman dan menciptakan keindahan.
- Mencegah penyakit pada diri sendiri maupun pada orang lain.
- Meningkatkan percaya diri.
Manfaat Pemeriksaan Fisik
- Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan.
- Mengetahui masalah kesehatan yang dialami klien.
- Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat.
- Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
a. Status kesehatan
b. Budaya
c. Status sosial-ekonomi
d. Tingkat pengetahuan dan perkembangan
e. Cacat jasmani atau mental
f. Praktik sosial
g. Citra tubuh
h. Pilihan pribadi
Macam-Macam Personal Hygiene
a. Perawatan kulit
Mengkaji perawatan hygiene kulit:
- Identifikasi klien terhadap toleransi prosedur hygiene, tipe perawatan yang diperlukan dan masalah kesehatan klien.
- Selama membantu klien melakukan hygiene kaji seluruh permukaan kulit secara inspeksi dan palpasi, meliputi perubahan integumen, respon terapi.
- Kaji fisik kulit
- Observasi kondisi kulit meliputi warna, tekstur, turgor, temperatur, dan hidrasi kulit.
- Masalah kulit seperti:
- Kulit kering karena kebanyakan mandi, penggunaan sabun berlebihan atau sabun kasar dan alkalin, kulit maserasi, daerah kalus kaki, tangan.
- Ruam kulit atau erupsi kulit dari reaksi alergi bisa datar, naik berupa lokal atau sistemik, pruritik atau nonpruritik.
- Dermatitis kontak yaitu inflasi ditandai dengan letusan eritema, pruritis, nyeri, bersisik.
- Abrasi dan lesi kulit rusak, perdarahan, cairan
- Dekubitus dampak dari imobilisasi lama, bagian badan tergantung, terpapar tekanan seperti gips, linen, matras.
- Kaji kemampuan perawatan diri klien seperti klien tidak mampu merawat kulit maka perawat memberi bantuan atau mengajarkan pada keluarga. Kaji keseimbangan, toleransi, kekuatan otot, keadaan berbaring, kemampuan duduk, alat yang dibutuhkan, dan jarak rentang gerak pada ekstremitas klien.
- Kaji masalah kesehatan klien seperti gangguan fungsi kognitif dan kondisi fisik.
- Kaji penurunan sensasi. Klien tidak mampu merasakan cedera permukaan kulit biasanya pada klien dengan paralisis, insufisiensi sirkulasi, kerusakan saraf.
b. Perawatan Kaki dan Kuku
Pengkajian perawatan kaki dan kuku:
- Lakukan inspeksi pada permukaan kulit : bentuk, ukuran, jumlah jari, bentuk kaki, dan kondisi kaki meliputi adanya luka, inflamasi, iritasi dan pecah-pecah.
- Amati jari kaki, secara normal adalah lurus, datar dan kaki harus dalam garis lurus dengan mata kaki dan tibia.
- Kaji cara berjalan, apa pincang atau tidak alami, rasa nyeri saat berjalan.
- Kaji keadekuatan sirkulasi perifer pada kaki terutama klien dengan diabetes: dengan cara palpasi dari pedisdorsalis dan denyut tibial posterior.
- Kaji adanya neuropati yaitu degerasi saraf perifer yang ditandai kehilangan sensasi dengan cara sentukan ringan, suhu atau tusukan.
- Kaji kemampuan klein tentang perawatan kaki dan kuku.
- Amati kuku: kuku sehat yaitu transparan, lembut dan alas jari pink dan ujung putih tembus cahaya, sedangkan pada lansia tebal dan kuning. Kulit sekitar kuku dan kutikula lembut dan tanpa inflamasi.
- Kaji masalah umum pada kaki dan kuku seperti:
- Kalus (pengerasan)
- Katimumul atau keratosis pada jari di atas tonjolan tulang bentuknya kerucut, bulat dan naik.
- Kutil (plantar wart) yaitu luka yang menjamur pada tumit kaki disebabkan virus papiloma.
- Infeksi jamur kaki (tinea pedis) biasanya antara jari dan tumit, keadaan melepuh, berair, hal ini biasanya disebabkan alas kaki yang ketat.
- Kuku yang tumbuh kedalam.
- Bau kaki, hal ini disebabkan keringat berlebih yang meningkatkan perkembangan mikroorganisme.
c. Perawatan rambut
Pengkajian:
- Kaji kondisi rambut dan kulit kepala : rambut normal bersih, bercahaya, tidak kusut, kulit kepala bebas dari lesi.
- Mengkaji masalah rambut: ketombe, kutu (pediculosis), kehilangan rambut, pembotakan (alopesia).
- Mengkaji kemampuan perawatan diri klien untuk merawat rambut (kondisi penyakit klien merusak kemampuan klien dalam perawatan rambut).
- Praktik perawatan rambut : dengan mengkaji gaya rambut perawat dapat mengatur pola rambut, produk perawatan, waktu perawatan.
d. Perawatan gigi dan mulut
e. Perawatan mata
Salah satu tanda seseorang dikatakan sehat adalah adanya kemampuan orang tersebut melakukan aktivitas seperti bekerja, makan dan minum, personal hygiene, rekreasi dan lain lain. Jika seseorang sakit atau terjadi kelemahan fisik sehingga kemampuan aktivitas menurun. Seseorang tersebut biasanya terjadi masalah personal hygiene kurang mendapatkan perhatian, hal ini bisa berpengaruh pada masalah kesehatan seseorang.
Akibat yang dapat ditimbulkan jika personal hygiene tidak terpenuhi diantaranya adalah gangguan membrane mukosa mulut, integritas kulit, rabut, mata, kuku dan kelamin. Selain menimbulkan dampak fisik, gangguan personal hygiene dapat pula berdampak pada gangguan pemenuhan kebutuhan psikososial dan kenyamana.
f. Perawatan hidung
Hidung memberikan indera penciuman, pemantau temperatur, kelembaban udara serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernafasan. Akumulasi sekresi yang mengeras di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan. Iritasi mukosa nasal menyebabkan pembengkakan, mengarah pada obstruksi nares.
Secara tipikal, perawatan higienis hidung adalah sederhana, tetapi untuk klien menggunakan nasogastrik, pemberian makan enteral, atau pipa endotrakhea yang masuk ke dalam membutuhkan perhatian khusus. Hidung terdiri dari mukosa hidung, maka harus dijaga agar tidak terjadi iritasi.
g. Perawatan telinga
Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran, bila substansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan terkena masalah ini.
Perawat harus sensitif pada isyarat perilaku apapun yang mengindikasikan kerusakan pendengaran. Telinga harus dibersihkan bila ada kotoran yang menyumbat telinga, dengan mengeluarkan secara pelan. Ketika merawat klien yang menggunakan alat bantu pendengaran, perawat menginstruksikan klien pada pembersihan dan pemeliharaan yang tepat seperti teknik komunikasi yang meningkatkan pendengaran kata yang diucapkan.
status kesehatan, budaya, social-ekonomi, pengetahuan / perkembangan
dan cacat atau gangguan mental.
⇓
kebersihan dirinya yang meliputi kulit, mata, hidung, genetalian, dan lain-lain.
⇓
masalah seperti, 1) gangguan fisik yaitu mukosa mulut, integritas kulit dan
lain-lain, 2) dan psikologis.
⇓
perawatan mandi, cuci rambut, gosok gigi, genetalia, mata, hidung, telinga.
Jika saudara sudah mengetahui konsep personal hygiene dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta macam dan prinsip perawatan personal hygiene, maka saudara pasti tidak kesulitan untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan personal hygiene dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) pengkajian, 2) merumuskan diagnosa, 3) menyusun rencana, 4) mencegah dan memperbaiki struktur tubuh, dan menyusun kriteria evaluasi.
Proses Keperawatan
A. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian harus menggerakan semua indra dan tenaga untuk melakukan pengkajian secara cermat baik melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik untuk menggali data yang akurat meliputi:
1. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah.
Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas), apakah tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, secret pada kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
Hidung. Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, pendarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi atau perubahan pada daya penciuman.
Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan, atau pecah-pecah.
Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu.
Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan daya pendengaran.
Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus.
Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
Genetalia. Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki, perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
Higiene personal secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan pada kulit dan bentuk tubuh.
B. Penetapan Diagnosis
Menurut NANDA (2015), diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan masalah perawatan hygiene adalah pada defisit perawatan diri.
Lebih lanjut, diagnosis tersebut terbagi menjadi empat (Kozier, 2004), yaitu:
- Defisit perawatan diri: makan
- Defisit perawatan diri: mandi/hygiene
- Defisit perawatan diri: berpakaian/berhias
- Defisit perawatan diri: eliminasi.
1. Risiko kerusakan integritas kulit
- Definisi: keadaan di mana kulit seorang tidak utuh.
- Kemungkinan berhubungan dengan: bagian tubuh yang lama tertekan, imobilisasi, terpapar zat kimia.
- Kemungkinan data yang ditemukan: kerusakan jaringan kulit, gangren, dekubitus, kelemahan fisik.
- Kondisi klinis kemungkinan terjadi : stroke, fraktur femur, koma, trauma medulla spinalis.
- Pola kebersihan diri pasien normal dan kulit utuh
- Keadaan kulit, rambut kepala bersih
- Klien bebas bau badan
- Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri.
Intervensi Keperawatan
Kaji kembali pola kebutuhan personal hygiene pasien
- Rasional: Data dasar dalam melakukan intervensi
Kaji keadaan luka pasien
- Rasional: Menentukan intervensi lebih lanjut
Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu mandi pasien
- Rasional: Menghindari risiko infeksi kulit
Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang
- Rasional: Mengurangi tekanan dan menghindari luka dekubitus
Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program
- Rasional: Penyembuhan luka
Observasi tanda-tanda infeksi
- Rasional: Mencegah infeksi secara dini
Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
- Rasional: Mencegah dekubitus
Ubah posisi secara teratur (minimal setiap 2 jam)
- Rasional: Tekanan lama lebih besar berisiko kerusakan kulit
Keringkan kulit, setelah itu gunakan losion setelah mandi
- Rasional: Emolien menghaluskan dan mencegah kehilangan kelembaban
2. Gangguan membrane mukosa mulut
- Definisi: kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka.
- Kemungkinan berhubungan dengan: trauma oral, pembatasan intake cairan, pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher.
- Kemungkinan data yang ditemukan: iritasi/luka pada mukosa mulut, peradangan/infeksi, kesulitan dalam makan dan menelan, dan keadaan mulut yang kotor.
- Kondisi klinis kemungkinan terjadi : stroke, stomatitis, koma.
Tujuan yang diharapkan:
- Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warna merah muda
- Inflamasi tidak terjadi
- Klien mengatakan rasa nyaman
- Keadaan mulut bersih.
Intervensi
- Rasional: Data dasar dalam melakukan intervensi
- Rasional: Membersihkan kotoran dan mencegah karang gigi
- Rasional: Mencegah pendarahan
- Rasional: Larutan garam/soda membantu melembabkan mukosa, meningkatkan granulasi, dan menekan bakteri
- Rasional: Mencegah gangguan mukosa
- Rasional: Membantu menyembuhkan luka/infeksi
3. Defisit perawatan diri/kebersihan diri
- Definisi: kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
- Kemungkinan berhubungan dengan: kelelahan fisik, penurunan kesadaran
- Kemungkinan data yang ditemukan: badan kotor dan berbau, rambut kotor, kuku panjang dan kotor, bau mulut dan kotor.
- Kondisi klinis kemungkinan terjadi : stroke, fraktur, koma.
- Kebersihan diri sesuai pola
- Keadaan badan, mulut, rambut, dan kuku bersih
- Pasien merasa nyaman.
Intervensi
Kaji kembali pola kebersihan diri
- Rasional: Data dasar dalam melakukan intervensi
Bantu klien dalam membersihkan badan, mulut, rambut, dan kuku
- Rasional: Mempertahankan rasa nyaman
Lakukan pendidikan kesehatan: 1). Pentingnya kebersihan diri 2). Pola kebersihan diri 3). Cara kebersihan
- Rasional: Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperatif