• 9849-xxx-xxx
  • smkskesehatan.bireuen94@gmail.com
  • Geulanggang Teungoh, Kota Juang, Kab. Bireuen, Aceh

Askep Penyakit Rheumatoid Arthritis

Askep Penyakit Rheumatoid Arthritis

Pengertian Rheumatoid  arthritis

Rheumatoid  arthritis  merupakan  penyebab  paling  sering  dari  penyakit radang sendi kronis yaitu gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses  inflamasi  pada  sendi  serta  adanya  kelainan  inflamasi  terutama mengenai  membran  sinovial  dari  persendian  dan  umumnya  ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas dan keletihan yang terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak  sampai lanjut usia. Namun risiko akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Sya’diyah, 2018):36 dan (Asikin, 2013):36

Patofisiologi Rheumatoid  arthritis

proses  inflamasi  akan membuat  sendi sinovial  menjadi edema,  kongesti  vaskular  dengan  pembentukan  pembuluh  darah  baru, eksudat fibrin, dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan akan membuat sinovial menjadi tebal, terutama pada kartilago.

Persendian yang meradang akan membentuk jaringan granulasi yang  disebut  dengan  pannus.  Pannus  akan  meluas  hingga  masuk  ke tulang subkondrial. Jaringan granulasi akan menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago. Kondisi ini akan membuat kartilago  menjadi  nekrosis.

Tingkat  erosi  dari  kartilago  menentukan tingkat  ketidakmampuan  sendi.  Jika  kerusakan  kartilago  sangat  luas, maka akan terjadi adhesi di antara permukaan sendi, dimana jaringan fibrosa  atau  tulang  bersatu  (ankilosis).  Keruskan  kartilago  dan tulang dapat menyebabkan tendon dan ligamen menjadi lemah, serta dapat menimbulkan  subluksasi  atau  dislokasi  dari  persendiaan.  Invasi  dari tulang  subkondrial dapat menyebabkan osteoporosis setempat.

Lama  proses  artritis  reumatoid  berbeda  setiap  orang.  Hal  ini ditandai dengan adanya serangan dan tidak ada serangan. Sejumlah orang akan sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi, sedangkan orang yang memiliki faktor reumatoid (seroposotif), maka kondisi  yang dialaminya  akan menjadi  kronis  yang progresif.  (Asikin, 2013): 37 –

Etiologi Rheumatoid  arthritis

Menurut (Sya’diyah, 2018):206 dan (Asikin, 2013) :36

  1. Faktor kerentanan genetik.
  2. Reaksi imunolog
  3. Usia lebih dari 40 tahun
  4. Jenis kelamin wanita lebih sering
  5. Reaksi inflamasi pada sendi dan tendon.
  6. Proses inflamasi yang berkepanjangan.
  7. Kepadatan tulang
  8. Tanda dan gejala

Pada    penderita  saat  mengalami  serangan  biasanya  ditemukan  gejala klinis yaitu (Asikin, 2013):39 dan (Sya’diyah, 2018):210

  1. Nyeri persendian disertai kaku terutama pada pagi hari. Kekakuan berlangsung sekitar 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehar
  2. Muncul  pembengkakan,warna   kemerahan,  lemah  dan  rasa  panas yang berangsur-angsur.
  3. Peradangan  sendi  yang  kronik  dapat  muncul  erosi  pada  pinggir tulang dan dapat dilihat dengan penyinaran X-ray.
  4. Pembengkakan sendi yang meluas dan simetris.
  5. Hambatan gerakan sendi, Gangguan ini biasanya semakin bertambah bera dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya nyeri.
  6. Sendi  besar   kemungkinan   juga   dapat   terserang   yang   disertai penurunan kemampuan fleksi atau ekstensi.
  7. Perubahan gaya berjalan. Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut berkembang  menjadi  pincang.  Gangguan  bejalan  merupakan ancaman besar

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan   penunjang   pada   pasien   rheumatoid   arthritis   menurut (Asikin, 2013):40

Pemeriksaan laboratorium

  1. Laju endap darah meningkat
  2. Protein c-reaktif meningkat
  3. Terjadi anemia dan leukositosis
  4. Tes serologi faktor reumatoid positif  (80% penderita )

Aspirasi cairan sinovial

Menunjukkan  adanya  proses  inflamasi  (  jumlah  sel  darah  putih >2000µL).  Pemeriksaan  cairan  sendi  meliputi  pewarnaan  garam, pemeriksaan jumlah sel darah, kultur,gambaran makroskopis.

Pemeriksaan radiologi

Menunjukkan adanya pembengkakan jaringan lunak ,erosi sendi, dan osteoporosis tulang yang berdekatan.

Komplikasi

Menurut (Sya’diyah, 2018):212 komplikasi yang mungkin muncul adalah:

  1. Neuropati perifer memengaruhi  saraf  yang paling sering terjadi di tangan dan kaki.
  2. Anemia
  3. Pada otot terjadi myosis,yaitu proses granulasi jaringan otot
  4. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli. Trombemboli adalah adanya   sumbatan   pada  pembuluh   darah   yang  disebabkan   oleh adanya darah yang membeku

Penatalaksanaan medis

Ada  beberapa  penatalaksaan  medis  ,antara  lain  (Hidayatus  sya’diyah, 2018:212) dan  (Asikin, 2013):41

Pengobatan farmakologi

1)   Obat anti-inflamasi nonstreroid (OAINS)

2)   Disease-modifying antirheumatic drug (DMARD)

3)    Kortikosteroid

4)    Terapi biologi

Pengobatan non farmakologi

1)    Istirahat

2)    Latihan fisik

3)    Nutrisi : menjaga pola makan seperti :diet rendah purin

4)    Mandi dengan air hangat untuk mengurangi nyeri

5)    Konsumsi makanan yang tinggi protein dan vitamin

6)    Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cidera

7)    Kompres air es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *