• 9849-xxx-xxx
  • smkskesehatan.bireuen94@gmail.com
  • Geulanggang Teungoh, Kota Juang, Kab. Bireuen, Aceh

Konsep Dasar Pemasangan Infus

 

Konsep Dasar Pemasangan Infus

Pemasangan infus atau terapi intravena adalah proses memasukkan jarum abocath ke dalam pembuluh darah vena yang kemudian disambungkan dengan selang infus dan di alirkan cairan infus.

Terapi intravena adalah terapi medis yang dilakukan secara invasif dengan menggunakan metode yang efektif untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi, dan obat melalui pembuluh darah.

Terapi intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum,langsung ke vena perifer.Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrien misalnya, glukosa, vitamin atau obat.

Dapat disimpulkan pemasangan infus atau terapi intravena adalah memasukkan cairan, elektrolit, nutrisi dan obat dengan teknik penusukan kateter infus ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan alat infus set.

Tujuan Pemasangan Infus

Tujuan utama terapi intravena yaitu:

  1. Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein,lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral.
  2. Memperbaiki keseimbangan asam-basa.
  3. Memperbaiki volume komponen darah.
  4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam tubuh.
  5. Memonitor tekanan vena sentral (CVP).
  6. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan mengalami gangguan (Hidayat, 2008).

Indikasi Pemberian Terapi Intravena

Menurut Potter& Perry indikasi pada pemberian terapi intravenayaitu:pada seseorang denganpenyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah, misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran darah (sepsis), sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan memberikan obat oral.

Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).

Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak obat masuk ke pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena).Peningkatan cepat konsentrasiobat dalam darah tercapai, misalnya pada orang yang mengalami hipoglikemia berat dan mengancam nyawa.

Kontraindikasi Pemberian Terapi Intravena

Kontraindikasi pada pemberian terapi intravena yaitu:

  • Inflamasi dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
  • Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-venapada tindakan hemodialisis.
  • Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki)(Potter& Perry, 2005).

Lokasi Pemasangan Infus

Tempat atau lokasi vena perifer yang sering digunakan pada pemasangan infus adalah vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia subkutan dan merupakan akses paling mudah untuk terapi intravena.

Daerah tempat infus yang memungkinkan adalah permukaan dorsal tangan (vena supervisial dorsalis, vena basilika, vena sefalika), lengan bagian dalam (vena basalika, vena sefalika, vena kubital median, vena median lengan bawah, vena radialis), dan permukaan dorsal (vena safena magna, ramusdorsalis).

Tempat insersi/pungsi vena yang umum digunakan adalah tangan dan lengan.Namun vena-vena superfisial di kaki dapat digunakan jika klien dalam kondisi tidak memungkinkan dipasang di daerah tangan.Apabila memungkinkan, semua klien sebaiknya menggunakan ekstremitas yang tidak dominan.

Prosedur Pemasangan Infus

  1. Mempersiapkan peralatan.
  2. Menjelaskan prosedur pemasangan infus dan tujuan kepada pasien.
  3. Mencuci tangan.
  4. Menyiapkan set infus.
  5. Menutup klem.
  6. Membiarkan ujung selang tertutup dengan plastik sampai infus dipasang.
  7. Melepaskan tutup pelindung dari botol cairan infus, masukkan penusuk ke botol cairan infus.
  8. Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus dengan jarak 1 meter dari atas kepala klien.
  9. Mengisi sebagian bilik tetes dengan cairan infus.
  10. Membuka tutup pelindung.
  11. Melepaskan klem.
  12. Biarkan cairan mengalir sampai gelembung dikeluarkan.
  13. Mengklem selang
  14. Pasang kembali tutup selang.
  15. Memilih tempat pungsi vena: vena yang tampak lurus tidak berkelok- kelok dan tidak pada persendian.
  16. Pasang torniquet 15-20 cm di atas tempat pungsi.
  17. Pakai sarung tangan bersih.
  18. Membersihkan area pungsi dengan alkohol, lakukan gerakan melingkar dari tengah ke luar.
  19. Masukkan kateter dengan tangan nondominan meregangkan kulit di area penusukan jarum.
  20. Memasukkan kateter jarum dengan kemiringan pada sudut 15 sampai 30 derajat.
  21. Melepaskan torniquet.
  22. Melepaskan tutup pelindung ujung distak selang.
  23. Hubungkan selang infus ke kateter.
  24. Memfiksasi kateter.
  25. Memastikan ketepatan aliran infus sesuai dengan dosis yang di berikan.
  26. Berikan label meliputi tanggal.
  27. Menuliskan waktu pemasangan infus.
  28. Menuliskan inisial perawat yang memasang infus. (Kozier et al, 2000)

Demikian prosedur pemasangan infus, situs ini untuk mendapatkan update artikel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *